Senin, 29 Juli 2013

Pat Gulipat Blok CBM Pertamina ke Sugco

#sastra-pembebasan# Pat Gulipat Blok CBM Pertamina ke Sugico
dari Al Faqir Ilmi kepada 1 penerima
Dari

Pat Gulipat Blok CBM Pertamina ke Sugico

BERITA tentang kerja sama antara Pertamina dengan Sugico membuat kami
 
penasaran. Di dalam konten berita tersebut dinyatakan bahwa Pertamina
 
tanda tangani MOU join study pengembangan CBM (Coalbed Methane) dengan Sugico.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, siapa Sugico ini sehingga perusahaan
 
sebesar Pertamina menggandeng perusahaan yang tidak dikenal kiprahnya di
dalam industri migas tersebut?

Setelah ditelisik, berdasarkan
 
sumber Pertamina yang tidak bersedia disebutkan namanya, ternyata MOU
 
tersebut merupakan rencana pengambil alihan sebagian interest dan
 
operatorship beberapa blok CBM yang dimiliki oleh Pertamina. Dari pihak
 
Pertamina diwakili oleh Afdal Bahaudin, Direktur Perencanaan Investasi
 
dan Manajemen Risiko (PIMR), dan dari pihak Sugico ditandatangani oleh
 
Kokos Leo selaku direktur.
 

Kabarnya Sugico telah menawarkan
 
proposalnya kepada Pertamina, untuk mempercepat proses Eksplorasi CBM di
beberapa blok milik Pertamina. Lagi-lagi pertanyaannya, siapakah Sugico
ini?

Hasil penelusuran kami melalui website dan di lapangan
 
menunjukkan bahwa Sugico memang memiliki banyak blok CBM di Indonesia.
 
Dari sekitar 50-an blok CBM yang ada di Indonesia saat ini, Sugico
 
memiliki lebih dari 30 blok (sekitar 60 persen).
 

Informasi
 
yang kami dapat dari website Sugico menunjukkan bahwa perusahaan ini
 
bergerak di bidang pertambangan batubara, mineral dan juga CBM. Namun di
situ minim informasi dan tidak disebutkan di mana saja wilayah operasi
 
pertambangannya. Rasa penasaran kami pun semakin bertambah.

Kami menggali informasi dari regulator yang bertanggung jawab dalam
 
pengelolaan migas, termasuk di dalamnya CBM. Dari situ kami mendapatkan
 
konfirmasi bahwa benar Sugico memang memiliki banyak sekali wilayah
 
kerja CBM, namun hanya satu-dua saja yang dikerjakan. Sumber kami
 
menyebutkan bahwa satu-dua blok yang dioperasikan itu karena di
 
belakangnya ada perusahaan migas asing yang besar, seperti Exxon, BP dan
Santos, yang membeli interest blok-blok itu dari Sugico. Puluhan blok
 
sisanya yang dioperasikan sendiri tidak diapa-apakan oleh Sugico.
 

Sumber lain menyebutkan bahwa Sugico memang menjual-belikan blok-blok
 
CBM miliknya, terutama kepada perusahaan asing. Sedangkan ia sendiri
 
tidak mengerjakan apa-apa. Menjadi pertanyaan buat kami, mengapa Sugico
 
yang digandeng oleh Pertamina untuk mengerjaka blok-blok CBM, sedangkan
 
informasi yang kami dapatkan menunjukkan bahwa Sugico hanya sejenis
 
perusahaan broker?

Hal ini sangat menarik untuk kami telusuri
 
lebih lanjut. Sumber Pertamina menyebutkan bahwa Sugico berminat untuk
 
mengambil sebagian interest dan sekaligus operatorship di 5 blok CBM.
 
Namun Direksi Pertamina hanya menyetujui 4 blok.

Dari 4 blok
 
CBM tersebut, Pertamina melepas interest nya bervariasi, antara 14 – 30
 
persen. Di blok-blok CBM tersebut, sebelumnya Pertamina memang sudah
 
bekerja sama dengan Sugico, dengan interest masing-masing antara 65
 
persen–79 persen. Setelah penjualan itu, interest Pertamina di ke-4 blok
tersebut menjadi masing-masing 51 persen. Pertamina share-down. Lantas
 
Pertamina mendapatkan apa dari penjualan interest tersebut?

Sumber Pertamina menyebutkan bahwa Pertamina tidak mendapatkan sesen pun
atas pengalihan interest sekaliguas operatorship itu. Dengan kata lain
 
Pertamina memberikannya secara cuma-cuma kepada Sugico yang diduga
 
perusahaan broker itu.

Perjanjian pelepasan interest dan
 
pengalihan operatorship itu dilakukan pertengahan Juli 2013 lalu, yang
 
ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE),
 
Ignasius Tenny Wibowo, anak perusahaan Pertamina yang bertugas mengelola
blok-blok milik Pertamina yang dikerjasamakan dengan mitra, baik lokal
 
maupun asing.

Sumber di PHE menyatakan tidak tahu menahu
 
terkait pengambil alihan interest secara gratis tersebut. “Itu dari atas
semua,” ujarnya singkat.
 

“Direksi kami pun tidak paham apa isi perjanjian yang diteken.”, dia menutup pembicaraan.
 

Setelah kami konfirmasi, “dari atas” itu maksudnya dari Pertamina
 
(Persero), dalam hal ini Direktorat PIMR, yang dinahkodai oleh Afdal
 
Bahaudin.
 

Sumber lain di Pertamina menyebutkan bahwa sebenarnya pengambil alihan itu tidak sepenuhnya gratis.
 

“Sugico menalangi Pertamina selama masa eksplorasi 3 tahun pertama. Ya,
meskipun masa 3 tahun pertama itu sudah hampir habis, dan Pertamina
 
sudah mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk mengerjakan kegiatan
 
Eksplorasi di blok-blok itu. Setelah itu Pertamina keluar uang lagi
 
seperti semula untuk membiaya kegiatan Eksplorasi, karena masa Sugico
 
menalangi hampir habis.”
 

"Selain pengambil alihan secara
 
gratis, ada hal lain yang juga janggal. Sugico yang seharusnya menalangi
Pertamina, tetapi pada praktiknya Pertamina keluar uang dulu 100
 
perseb, baru direimburse ke Sugico. Artinya Pertamina keluar uang lebih
 
besar di awal. Ini akal-akalan.” cetusnya.

Ia melanjutkan,
 
bahwa blok-blok yang diambil oleh Sugico itu adalah blok-blok yang
 
bagus. “Pertamina semestinya mendapatkan uang cukup besar dari penjualan
interest dan pengambil alihan operatorship ini. Ini jelas ada unsur
 
kerugian negara!”, jelasnya.

[Non-text portions of this message have been removed]
__._,_.___
RECENT ACTIVITY:
_________________________
SASTRA-PEMBEBASAN, wacana sukasamasuka sastrakitakita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar